JABARNEWS.ID — Demokrasi, sebagai mekanisme untuk perubahan yang berkesinambungan, mengalami penyalahgunaan yang merusak oleh elit penguasa yang bertindak secara brutal. Kecurangan dalam proses pemilihan umum dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan massif (TSM).
Menurut Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, Ahab Sihabudin, dalam sebuah wawancara pada acara halal bihalal akhir April lalu, “elit politik telah menjadi sangat pragmatis. Dalam konteks ini, sering kali keberhasilan politik diukur dengan seberapa besar dukungan finansial yang diberikan.”
Ahab menyoroti bahwa perilaku politik semacam ini berpotensi memperumit proses pembangunan bangsa Indonesia menuju tingkat kebesaran yang diinginkan. “Hal ini terutama ironis mengingat sejarah gemilang Indonesia di masa lalu.” Tutur Ahab.
Indonesia memiliki sejarah kejayaan yang membanggakan, termasuk diantaranya kemampuan untuk menolak invasi Bangsa Mongol yang pada saat itu merupakan kekuatan imperialistis yang kuat dan kejam. Selain itu, Indonesia pernah memiliki armada laut terkuat dengan kapal terbesar pada zaman Laksamana Malahayati dan Ratu Kalinyamat.
Tidak hanya itu, dalam sejarahnya, Indonesia juga pernah menjadi penguasa Samudra Hindia pada zaman Rasulullah Muhammad SAW, dengan pengaruh yang meluas hingga ke Madagaskar.
Pada awal kemerdekaannya, Indonesia memainkan peran penting dalam politik global, menjadi pelopor dalam upaya pembebasan bangsa-bangsa yang terjajah melalui penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika dan kepemimpinan dalam gerakan non-blok. Keberhasilan ini memberikan kekuatan moral bagi bangsa-bangsa yang sedang berjuang memperoleh kemerdekaan.
Namun, ironisnya, meskipun Indonesia mendapat dukungan besar dari negara-negara Islam di Jazirah Arab dan Afrika, termasuk Palestina, negara pertama yang mengakui kemerdekaannya, Palestina, masih berada di bawah penjajahan Israel.
Menurut Ahab, kepemimpinan saat ini belum mampu mengembalikan kebesaran bangsa seperti masa lalu. “Perbandingan antara sejarah kejayaan dengan kondisi saat ini menunjukkan bahwa bangsa ini sedang mengalami masa kehinaan di dalam catatan sejarah.”
“Momen Pilkada ini harus menjadi jalan perjuangan untuk melahirkan pemimpin-pemimin saleh di daerah yang berjuang untuk kebenaran, kemerdekaan dan kemanusiaan. Membawa kemajuan bagi daerahnya dan menjadi kebaikan kolektif untuk bangsa ini.” Pungkasnya.