JABARNEWS.ID: Presenter Chika Jessica membagikan kabar kurang menyenangkan soal keponakannya di Bandung.
Chika mengungkap keponakannya menjadi korban pemukulan aparat kepolisian saat membubarkan aksi demonstrasi di Bandung.
“Semalem di Bandung, keponakan saya menjadi korban pemukulan oleh polisi di Bandung, yang di mana polisinya sedang mengejar pedemo berlarian sambil memukul secara random,” tulis Chika dikutip Kompas.com, Selasa (2/9/2025).
Keponakan Chika Jessica padahal berada di lokasi tanpa sengaja. Dia sedang membeli tahu bulat di pinggir jalan sebelum terkena hajar polisi.
“Posisi keponakan saya baru pulang kerja, dan sedang jajan di gerobak tahu bulat dan sedang diam. Tapi tiba-tiba diseret dan dipukul kepalanya oleh polisi,” tulis Chika.
Teman-temannya sempat mengingatkan polisi tersebut bahwa keponakan Chika Jessica bukan peserta aksi demo.
“Bahkan teman-temannya pun sudah teriak ‘ini mah karyawan pak, baru pulang kerja’. Tapi temannya malah ikut kena hantaman pentungan polisi juga,” lanjutnya.
Chika Jessica sadar bahwa di momen seperti sekarang ada banyak oknum yang menyusup dalam aksi demo.
Namun, dia meminta polisi juga untuk bisa lebih berhati-hati dalam mengamankan situasi di lapangan.
“Dalam keadaan yang sedang tidak kondusif seperti ini, pasti banyak juga oknum yang mengatasnamakan pedemo, padahal dia perusuh. Tapi tolong pak polisi jangan salah sasaran dong. Nyawa rnggak bisa diganti,” tuturnya.
Gara-gara kejadian itu, keponakan Chika Jessica mengalami luka dan trauma.
“Karena badannya pun sakit karena diseret, dan kepalanya pun memar di dalam. Sampai terjadi hal yang tidak diinginkan pada saudara kami,” lanjutnya.
Aksi unjuk rasa di Bandung pada hari Senin, 1 September 2025, berakhir dengan kericuhan yang meluas hingga ke kawasan kampus.
Aksi unjuk rasa awalnya digelar oleh sekelompok massa yang mayoritas mengenakan pakaian serba hitam di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung.
Menjelang sore hari, situasi mulai memanas ketika massa melemparkan benda-benda seperti petasan, bom molotov, dan batu ke arah gedung dewan. Upaya mereka untuk masuk ke dalam gedung tidak berhasil.
Setelah pembubaran di depan Gedung DPRD, ketegangan berlanjut dan meluas hingga ke kawasan Jalan Tamansari, di sekitar lingkungan kampus Universitas Pasundan (Unpas) dan Universitas Islam Bandung (Unisba) pada malam hari.
Menurut pihak kepolisian, sekitar pukul 23.00 WIB, massa kembali berkumpul di Tamansari dengan jumlah sekitar 150-200 orang, berpakaian hitam, menutup wajah, serta membawa batu dan kayu.
Kapolda Jawa Barat menyatakan bahwa patroli gabungan skala besar yang dilakukan pada pukul 21.00 WIB mendapat serangan berupa lemparan batu dan bom molotov dari massa.
Hal ini yang kemudian memicu tindakan pembubaran oleh aparat. (*)